Motivasi
belajar adalah dorongan dalam diri siswa yang membangkitkan semangat, rasa
senang, dan gairah untuk belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh seorang
siswa dapat tercapai. Banyak hal yang mempengaruhi motivasi belajar siswa,
diantaranya adalah faktor keadaan keluarga. Antara keluarga yang utuh dengan
yang tidak utuh (broken home) memiliki dampak yang berbeda terhadap motivasi
belajar siswa. Keluarga yang utuh adalah keluarga yang dilengkapi
anggota-anggota keluarga, seperti ayah, ibu dan anak-anak, serta terjalin
hubungan sosial yang harmonis dalam keluarga. Sebaliknya, keluarga yang pecah
atau broken home terjadi di mana tidak hadirnya salah satu orang tua karena
perceraian, atau tidak hadirnya kedua-duanya. Juga apabila ayah atau ibu jarang
pulang ke rumah atau berbulan-bulan meninggalkan rumah, maka keluarga itupun
sebenarnya tidak utuh lagi.
Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan (1) motivasi belajar siswa MTs Sunan Giri Prigen yang berasal dari keluarga utuh, (2) motivasi belajar siswa MTs Sunan Giri Prigen yang berasal dari keluarga broken home, dan (3) menguji ada tidaknya perbedaan motivasi belajar siswa yang berasal dari keluarga utuh dengan siswa yang berasal dari keluarga broken home di MTs Sunan Giri Prigen.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah deskriptif dan komparatif. Populasi penelitian adalah seluruh siswa MTs Sunan Giri Prigen. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling untuk penarikan sampel dari 89 siswa yang berasal dari keluarga utuh dan 57 siswa dari keluarga broken home. Instrumen penelitian mengenai keadaan keluarga menggunakan angket terbuka, sedangkan instrumen motivasi belajar menggunakan angket berstruktur dengan 4 skala jawaban. Terknik analisa data yang digunakan adalah teknik analisis persentase uji-t.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa motivasi belajar siswa dari keluarga utuh yang memiliki motivasi belajar sangat tinggi (3,4%), (93,2%) yang memiliki motivasi belajar tinggi, (3,4%) yang memiliki motivasi belajar sedang, dan (0%) yang memiliki motivasi belajar rendah. Sedangkan motivasi belajar siswa dari keluarga broken home yang memiliki motivasi belajar sangat tinggi (3,4%), (82,6%) yang memiliki motivasi belajar tinggi, (14%) memiliki motivasi belajar sedang, dan (0%) yang memiliki motivasi belajar rendah. Hasil penelitian menunjukkan (P) 0,000 < 0.05 sehingga Ho diterima dan Ha ditolak, dengan demikian dapat sisimpulkan bahwa ada pebedaan motivasi belajar siswa yang berasal dari keluarga utuh dengan siswa yang berasal dari keluarga broken home di MTs Sunan Giri Prigen.
Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan (1) motivasi belajar siswa MTs Sunan Giri Prigen yang berasal dari keluarga utuh, (2) motivasi belajar siswa MTs Sunan Giri Prigen yang berasal dari keluarga broken home, dan (3) menguji ada tidaknya perbedaan motivasi belajar siswa yang berasal dari keluarga utuh dengan siswa yang berasal dari keluarga broken home di MTs Sunan Giri Prigen.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah deskriptif dan komparatif. Populasi penelitian adalah seluruh siswa MTs Sunan Giri Prigen. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling untuk penarikan sampel dari 89 siswa yang berasal dari keluarga utuh dan 57 siswa dari keluarga broken home. Instrumen penelitian mengenai keadaan keluarga menggunakan angket terbuka, sedangkan instrumen motivasi belajar menggunakan angket berstruktur dengan 4 skala jawaban. Terknik analisa data yang digunakan adalah teknik analisis persentase uji-t.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa motivasi belajar siswa dari keluarga utuh yang memiliki motivasi belajar sangat tinggi (3,4%), (93,2%) yang memiliki motivasi belajar tinggi, (3,4%) yang memiliki motivasi belajar sedang, dan (0%) yang memiliki motivasi belajar rendah. Sedangkan motivasi belajar siswa dari keluarga broken home yang memiliki motivasi belajar sangat tinggi (3,4%), (82,6%) yang memiliki motivasi belajar tinggi, (14%) memiliki motivasi belajar sedang, dan (0%) yang memiliki motivasi belajar rendah. Hasil penelitian menunjukkan (P) 0,000 < 0.05 sehingga Ho diterima dan Ha ditolak, dengan demikian dapat sisimpulkan bahwa ada pebedaan motivasi belajar siswa yang berasal dari keluarga utuh dengan siswa yang berasal dari keluarga broken home di MTs Sunan Giri Prigen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar