Kamis, 17 Mei 2012

Peran Glenn Doman Sebagai Metode Pembelajaran Membaca Pada Anak Yang Mengalami Cedera Otak


Belajar merupakan kewajiban bagi setiap makhluk manusia, karena dengan
membaca manusia menjadi lebih tahu. Diantaranya membaca merupakan salah
satu metode belajar untuk mengetahui hal yang baru. Dalam hal ini peneliti
mengenalkan sebuah metode belajar yang mengasyikkan dan menyenangkan yaitu
metode Glenn Doman. Metode Glenn Doman ini mengenalkan dengan kata-kata
yang diambil sekitar lingkungannya.
Membaca merupakan salah satu fungsi tertinggi otak manusia, dan fungsi
yang paling penting dalam hidup karena dapat dikatakan bahwa proses belajar
didasarkan pada kemampuan membaca. Membaca bukan sekedar bisa
mengucapkan apa yang dibaca, tapi juga perlu diperhatikan apakah anak mengerti
apa yang dibaca. Membaca merupakan fungsi otak yang paling penting bagi
manusia.
Peneliti menggunakan jenis penelitian eksperimen. Penelitian ini
menggunakan desain ABAB. Penelitian ini menuturkan tentang Glenn Doman
terhadap anak yang mengalami retardasi mental dan autis secara berurutan dari
awal, tengah dan akhir berdasarkan data yang diperoleh. Penelitian ini terfokus
pada kemampuan membaca subjek, subjek tidak hanya diberi Flash card,
melainkan subjek juga mendapat fisioterapi sebagai penunjang metode Glenn
Doman.
Penelitian ini mengambil subjek yang terdiagnosa retardasi mental dan
autis. Metode penelitian ini yang digunakan adalah observasi, wawancara dan
dokumentasi. Pada observasi, peneliti ini menggunakan observasi partisipan,
Overt (terbuka) dan alamiah. Pada wawancara, jenis wawancara yang digunakan
yaitu wawancara bebas terpimpin (semi-struktur interviews).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan membaca antara
subjek pertama dengan subjek kedua berbeda. Subjek yang mengalami retardasi
mental menunjukkan kognitif yang lebih baik karena subjek kedua dapat
menyebutkan 8 kata dari setiap 10 kata yang diberikan oleh peneliti. Sedangkan
subjek pertama yaitu autis dapat meyebutkan 4 kata dari sepuluh kata setiap
minggunya. Kerena subjek kedua sering di stimulus oleh orangtuanya, tapi subjek
kedua kelekatan (attachmant) dengan orangtua kurang. Sedangkan subjek kedua
attachmant (kelekatan) lebih baik, tapi subjek pertama kurang mendapat stimulus
dari orangtuanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar