Sabtu, 19 November 2011

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEMANDIRIAN REMAJA : Studi Deskriptif terhadap Remaja Madya Siswa Kelas X SMAN 20 Bandung Tahun Ajaran 2009/2010 044048


HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEMANDIRIAN REMAJA
: Studi Deskriptif terhadap Remaja Madya Siswa Kelas X SMAN 20 Bandung Tahun Ajaran 2009/2010 044048

Masalah pokok yang melatarbelakangi penelitian adalah fenomena yang menunjukkan kesenjangan antara harapan dan kenyataan mengenai pencapaian kemandirian pada remaja madya siswa SMAN 20 Bandung. Penelitian bertujuan mengkaji hubungan antara pola asuh orang tua dengan kemandirian remaja madya siswa kelas X SMAN 20 Bandung. Pertanyaan penelitian adalah bagaimana gambaran pola asuh orang tua yang dirasakan remaja madya siswa kelas X SMAN 20 Bandung?; bagaimana gambaran tingkat kemandirian remaja madya siswa kelas X SMAN 20 Bandung?; apakah terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua yang dirasakan remaja madya dengan kemandirian remaja madya siswa kelas X SMAN 20 Bandung?. Hipotesis yang diajukan adalah terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua yang dirasakan remaja madya dengan kemandirian remaja madya siswa kelas X SMAN 20 Bandung. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Populasi penelitian adalah remaja madya siswa kelas X SMAN 20 Bandung tahun ajaran 2009/2010. Sampel penelitian terdiri dari 214 siswa yang dipilih menggunakan teknik simple random sampling. Konsep pola asuh orang tua yang digunakan merujuk pada konsep Baumrind (Steinberg, 2002: 134) yaitu pola asuh authoritative, authoritarian, permissive-indulgent, dan permissive-indifferent. Konsep kemandirian yang digunakan adalah konsep kemandirian Steinberg (2002). Steinberg (2002: 290) menyatakan kemandirian terdiri atas tiga aspek yaitu kemandirian emosional, perilaku, dan nilai. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner pola asuh orang tua dan kuesioner kemandirian remaja. Hasil penelitian menunjukkan pola asuh yang paling banyak dirasakan siswa adalah pola asuh authoritative, tingkat kemandirian sebagian besar siswa berada pada kategori sedang. Hasil pengumpulan data hanya memungkinkan dilakukan perhitungan statistik korelasi antara pola asuh authoritative dengan kemandirian remaja madya. Berdasarkan hasil perhitungan korelasi  Kendalls-Tau dinyatakan tidak ada hubungan yang signifikan antara pola asuh authoritative dengan kemandirian remaja madya siswa kelas X SMAN 20 Bandung (τ = -0,0873; probalility (two-side) 0,1806 > α = 0,05). Rekomendasi bagi sekolah hendaknya menciptakan iklim kondusif yang dapat memfasilitasi siswa untuk mengembangkan kemandirian misalnya dengan menghapus hukuman yang mengancam. Guru dapat membantu perkembangan kemandirian dengan mendorong siswa untuk menyampaikan pemikiran. Peneliti selanjutnya dapat membuat instrumen penelitian yang ditujukan langsung kepada orang tua siswa. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar