Sabtu, 03 Desember 2011

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN ORIENTASI MASA DEPAN PEKERJAAN PADA MAHASISWA JURUSAN PSIKOLOGI SEMESTER ENAM UPI BANDUNG 0703816


HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN ORIENTASI MASA DEPAN PEKERJAAN PADA MAHASISWA JURUSAN PSIKOLOGI SEMESTER ENAM UPI BANDUNG 0703816

Saat mahasiswa psikologi memasuki tahun ketiga, mahasiswa psikologi harus menghadapi kenyataan akan terbatasnya wewenang dari seorang Sarjana Psikologi. Mahasiswa psikologi semester enam dihadapkan akan keharusan untuk merencanakan masa depan terutama masa depan di bidang pekerjaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran motivasi berprestasi dan orientasi masa depan pekerjaan Mahasiswa Psikologi Semester Enam UPI Bandung. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui hubungan antara motivasi berprestasi dengan orientasi masa depan pekerjaan pada Mahasiswa Psikologi Semester Enam UPI Bandung.

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian korelasional. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner, yaitu kuesioner motivasi berprestasi dan kuesioner orientasi masa depan pekerjaan. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Psikologi yang telah memasuki semester enam dan telah mengikuti mata kuliah Kode Etik Psikologi berjumlah 81 mahasiswa.

Teknik Analisis yang digunakan adalah dengan teknik analisis deskriptif untuk dan teknik korelasi Pearson Product Moment dengan taraf signifikansi 0.01. Hasil penelitian menunjukkan terdapat korelasi antara motivasi berprestasi dan orientasi masa depan pekerjaan sebesar r=0.742. Terdapat korelasi sebesar r=0.633 antara motivasi berprestasi dan orientasi masa depan pekerjaan dimensi motivasi, korelasi sebesar r= 0.675 antara motivasi berprestasi dan orientasi masa depan pekerjaan dimensi perencanaan dan terdapat korelasi sebesar r=0.614 antara motivasi berprestasi dan orientasi masa depan pekerjaan dimensi evaluasi. Keempat korelasi tersebut termasuk dalam korelasi sangat tinggi dan tinggi. Hal ini dapat diartikan semakin tinggi motivasi berprestasi maka semakin optimis pula orientasi masa depan pekerjaan secara keseluruhan dan tiap dimensi. Berdasarkan hasil penelitian, pihak Jurusan Psikologi disarankan meningkatkan motivasi berprestasi mahasiswa agar orientasi masa depan pekerjaannya meningkat atau sebaliknya
DOWNLOAD FILE LENGKAPNYA

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN BURNOUT PADA GURU HONORER SEKOLAH DASAR (SD) (Studi Korelasional pada Forum Komunikasi Guru Honorer Sekolah di Kota Bandung 2010-2011) 0700707


HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN BURNOUT PADA GURU HONORER SEKOLAH DASAR (SD) (Studi Korelasional pada Forum Komunikasi Guru Honorer Sekolah di Kota Bandung 2010-2011) 0700707


Burnout merupakan gejala yang lebih banyak ditemukan pada bidang pekerjaan sosial dibandingkan pekerjaan lainnya. Profesi guru honorer merupakan salah satu bidang pekerjaan sosial yang beresiko tinggi untuk terkena stres kerja yang bersifat kronis yang memungkinkannya untuk dapat menimbulkan burnout. Salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya burnout adalah dukungan sosial yang didapat baik dari atasan, teman sejawat, dan keluarga. Dukungan sosial dinilai berhubungan langsung dengan burnout, dan dapat mengurangi terjadinya burnout Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara empirik kejelasan hubungan antara dukungan sosial dengan burnout pada guru honorer di Kota Bandung. Penelitian dilaksanakan kepada guru honorer yang mengajar di Sekolah Dasar (SD) di Kota Bandung  sebanyak 100 orang guru honorer. Data penelitian diperoleh dengan menggunakan kuesioner untuk mengetahui gambaran umum dukungan sosial dengan burnout. Data dianalisis menggunakan teknik korelasi Rank Spearman dengan α = 0,05 dengan bantuan software SPSS Versi 17.0. for windows. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat korelasi yang negatif dan signifikan antara dukungan sosial dengan burnout pada guru honorer di Kota Bandung dengan tingkat hubungan yang sangat rendah dengan koefisien korelasi sebesar -0,149. Nilai korelasi yang rendahmenunjukkan bahwa burnout yang terjadi pada guru honorer SD di Kota Bandung bukan disebabkan dukungan sosial yang didapatkan. Saran bagi peneliti selanjutnya yang melakukan penelitian serupa, diharapkan untuk meneliti dengan menggunakan sampel yang lebih luas dan menggunakan metode penelitian yang berbeda.

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TERHADAP TEMAN SEBAYA DENGAN KECENDERUNGAN GAYA HIDUP EXPERIENCERS (Studi pada Remaja Siswa Kelas XI SMAN 2 Bandung) 0705087


HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TERHADAP TEMAN SEBAYA DENGAN KECENDERUNGAN GAYA HIDUP EXPERIENCERS (Studi pada Remaja Siswa Kelas XI SMAN 2 Bandung) 0705087

Penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran konformitas teman sebaya dan gaya hidup experiencers serta hubungan diantara keduanya pada siswa kelas XI SMAN 2 Bandung. Penelitian ini merupakan studi deskriptif analitik dengan metode korelasional yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner untuk mengetahui gambaran konformitas teman sebaya yang mengacu pada teori Myers (2002) dengan modifikasi dari kuesioner konformitas teman sebaya milik Putri Hasanah (2010). Kemudian untuk mengetahui gambaran kecenderungan gaya hidup experiencers dengan dimensi ciri-ciri individu kecenderungan gaya hidup experiencers dan kegiatan individu kecenderungan gaya hidup experiencers mengacu pada teori Kotler (2005:210). Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI atau kelas 2 SMAN 2 Bandung sebanyak 140 siswa, 40 siswa untuk uji coba istrumen dan 100 siswa untuk instrument setelah uji coba. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar siswa memiliki konformitas teman sebaya yang sedang dan kecenderungan gaya hidup experiencers yang sedang pula. Berdasarkan hasil uji korelasional dengan teknik product moment, didapat koefisien korelasi yang positif sebesar +0.498. Ini berarti semakin tinggi konformitas terhadap teman sebaya yang dimiliki siswa maka semakin tinggi kecenderungan gaya hidup experiencers. Diketahui pula, konformitas teman sebaya berkontribusi sebesar 24.8% terhadap kecenderungan gaya hidup experiencers sedangkan faktor-faktor lain memberikan kontribusi terhadap kecenderungan gaya hidup experiencers sebesar 75.2%, faktor-faktor lain yang dimaksud adalah faktor budaya, demografis, kelas sosial, keluarga, motif, dan kepribadian. Dengan demikian, hasil penelitian ini menguatkan hipotesis penelitian bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara konformitas terhadap teman sebaya dengan kecenderungan gaya hidup experiencers dikalangan remaja siswa kelas  XI SMAN 2 Bandung. DOWNLOAD FILE LENGKAPNYA

Hubungan antara Persepsi tentang Penempatan Karyawan dan Motivasi Kerja (Studi Deskriptif Korelasional pada Karyawan Direktorat Human Capital and General Affairs PT.TELEKOMUNIKASI INDONESIA).0700283


Hubungan antara Persepsi tentang Penempatan Karyawan dan Motivasi Kerja (Studi Deskriptif Korelasional pada Karyawan Direktorat Human Capital and General Affairs PT.TELEKOMUNIKASI INDONESIA).0700283


PT.TELEKOMUNIKASI INDONESIA merupakan salah satu perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia dan memiliki cabang tersebar di seluruh Indonesia. Sebagai perusahaan besar dan memiliki cabang yang tersebar, maka seluruh karyawan PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA harus bersedia ditempatkan dimana saja sesuai kebutuhan perusahaan. Akibatnya, dalam menempatkan karyawan terkadang perusahaan kurang memperhatikan faktor-faktor dalam proses penempatan karyawan. Penempatan yang kurang tepat ini diduga dapat membuat karyawan memiliki motivasi kerja yang rendah. Oleh karena itu, tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara persepsi tentang penempatan karyawan dan motivasi kerja. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan ex post facto yaitu suatu keadaan yang terjadi tanpa adanya suatu perlakuan dan metode yang digunakan adalah korelasional. Penelitian ini dilakukan pada karyawan Direktorat Human Capital and General Affairs PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA sebanyak 52 karyawan. Alat pengumpulan data menggunakan kuesioner yang diturunkan berdasarkan teori Saydam Gouzali (1994) mengenai faktor-faktor dalam proses penempatan karyawan untuk mengukur persepsi tentang penempatan karyawan dan alat ukur MAI dari Kinlaw (1981) untuk mengukur motivasi kerja. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan yang sangat kuat dan signifikan antara persepsi tentang penempatan karyawan dan motivasi kerja yaitu sebesar +0.934. Artinya, semakin sesuai persepsi tentang penempatan karyawan maka semakin tinggi tingkat motivasi kerja karyawan. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka suatu perusahaan perlu memperhatikan penempatan karyawan agar diperoleh motivasi kerja yang tinggi pada karyawannya. DOWNLOAD FILE LENGKAPNYA

HUBUNGAN KREATIVITAS DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI CIDADAP 2 (Studi korelasional pada Siswa Kelas VI Sekolah Dasar 0705114


HUBUNGAN KREATIVITAS DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI CIDADAP 2 (Studi korelasional pada Siswa Kelas VI Sekolah Dasar 0705114

Peran kreativitas pada seorang individu adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam kehidupan dan dunia pendidikan. Dalam dunia pendidikan, kreativitas berperan dalam mencapai keberhasilan serta prestasi belajar di sekolah, dimana prestasi belajar  merupakan indikator dari hasil pencapaian belajar siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran mengenai kreativitas dan prestasi belajar siswa, serta mengetahui hubungan antara kreativitas dengan prestasi belajar pada siswa kelas VI SDN Cidadap 2 Bandung Tahun Ajaran 2010/2011. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif dan teknik studi korelasional. Untuk mengetahui gambaran mengenai kreativitas, data diperoleh dengan menggunakan Tes Kreativitas Verbal (TKV), sedangkan untuk mengetahui gambaran prestasi belajar data diperoleh dari nilai rata-rata rapor siswa kelas VI semester 1 SDN Cidadap 2. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 46 orang. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan signifikan dan positif antara kreativitas dengan prestasi belajar pada siswa kelas VI SDN Cidadap 2. Berdasarkan hasil uji korelasi menggunakan teknik Rank Spearman, diperoleh koefisien korelasi sebesar +0.574 (kategori sedang), artinya semakin tinggi kreativitas maka akan semakin tinggi prestasi belajar dan begitu pula sebaliknya. Rekomendasi peneliti untuk pihak sekolah adalah guru diharapkan untuk lebih mengapresiasi ide dan pendapat dari siswa, membantu siswa dalam mengembangkan kreativitasnya, melengkapi fasilitas sekolah untuk menunjang proses belajar mengajar, dan fasilitas yang sekiranya bisa membantu dalam upaya pengembangan kreativitas.