Kamis, 24 Mei 2012

Pola Asuh Orang Tua Anak Berprestasi Akademik di Sekolah (Studi pada Siswa SD Plus Darul ‘Ulum ___________________) 181


Anak berprestasi merupakan aset suatu bangsa yang harus dibina dan
didukung untuk tetap mempertahankan prestasinya, dalam rangka mempersiapkan
SDM (Sumber Daya Manusia) yang berkualitas sebagai generasi penerus bangsa
yang nantinya akan memegang tonggak kehidupan suatu bangsa. Keluarga
merupakan salah satu faktor penunjang yang menentukan keberhasilan anak di
sekolah yang didalamnya terdapat pola asuh orang tua. Pola asuh inilah nantinya
yang akan berpengaruh pada perkembangan prestasi belajar anak. Pola asuh
adalah cara perlakuan orang tua terhadap anak dalam lingkungan keluarganya
sehari-hari. Keterlibatan orang tua tersebut yang dapat menunjang anak mencapai
prestasinya di sekolah, karena pada dasarnya keluarga merupakan lingkungan
pertama yang dikenal oleh anak dan juga memberikan pengalaman pendidikan
yang pertama. Namun sampai saat ini belum ada format pola asuh yang tepat atau
efektif untuk diterapkan pada anak. Maka dari itu penelitian ini diharapkan dapat
dijadikan acuhan atau contoh bagi semua orang tua dalam mendidik anaknya.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pola asuh orang
tua anak berprestasi akademik di SD Plus Darul ‘Ulum ___________________? dan apakah
faktor-faktor yang mempengaruhi pola asuh orang tua anak berprestasi akademik
di SD Darul ‘Ulum ___________________?. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola
asuh orang tua anak berprestasi akademik di SD Plus Darul ‘Ulum ___________________ dan
untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pola asuh orang tua anak
berprestasi akademik di SD Plus Darul ‘Ulum ___________________.
Penelitian ini dilaksanakan di SD (Sekolah Dasar) Plus Darul ‘Ulum
___________________ dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Subyek dalam penelitian ini
berjumlah tiga orang yakni juara umum dari kelas IV (empat), V (lima) dan VI
(enam) dalam bentuk studi kasus. Penentuannya menggunakan purposive
sampling (sampel bertujuan). Pengumpulan data dengan wawancara, observasi
dan dokumentasi. Instrumennya adalah peneliti sendiri dan pedoman wawancara
dan observasi, kamera dan Record. Sedangkan analisa datanya peneliti
menggunakan kualitatif deskriptif dengan proses reduksi data, penyajian data dan
kesimpulan. Kemudian untuk uji keabsahan data menggunakan ketekunan atau
keajegan pengamatan dan triangulasi metode.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola asuh orang tua anak berprestasi
akademik di SD Plus Darul ‘Ulum ___________________ adalah bersifat demokratis.
Sedangkan faktor yang mempengaruhi pola asuh orang tua anak berprestasi
akademik tersebut adalah faktor status ekonomi, faktor bakat dan kemampuan
orang tua serta faktor gaya hidup.

Pengaruh pemberian motivasi belajar guru Bimbingan dan Konseling (BK) terhadap prestasi belajar siswaDi Madrasah Aliyah Negeri 1 ______________ 180


Ada banyak tantangan yang dihadapi guru dalam meng-implementasikan
Pendidikan yang berkualitas di Indonesia, Dalam menghadapi tantangan itu akan
sangat tergantung pada profesionalisme guru. Guru profesional akan dapat
menyelenggarakan proses pembelajaran dan penilaian yang menyenangkan bagi
siswa dan guru, sehingga dapat mendorong tumbuhnya kreativitas belajar pada
diri siswa.
Salah satu tujuan dalam layanan bimbingan dan konseling adalah untuk
mengembangkan bakat, motivasi dan prestasi belajar siswa. Ketiga hal tersebut
memiliki keterkaitan yang erat dalam pelaksanaan proses pendidikan di sekolah.
Bakat tidak akan berkembang jika tidak ada motivasi baik dari dalam diri siswa
maupun dari lingkungan sekitar. Jika motivasi tidak ada maka akan berpengaruh
pada prestasi belajar di sekolah.
Sampel dari penelitian ini adalah 104 Siswa. Adapun pengambilan sampel
dalam penelitian ini menggunakan teknik Purposive sampling, dengan alasan
bahwa siswa yang diperbolehkan untuk dijadikan sampel penelitian adalah hanya
satu tingkatan saja yaitu kelas X sedangkan sampel yang diambil adalah kelas
X.A, X.C, X.F. dintaranya Siswa yang masih bersekolah di MAN 1 ______________,
berjenis kelamin laki-laki dan perempuan
Untuk pengujian kualitas alat ukur digunakan korelasi Product Moment
karl person untuk menguji validitasnya dan Alpha Cronbarch untuk menguji
reliabilitas aitem angket dengan skor 0,858 untuk Motivasi Belajar. Untuk
menguji hipotesisnya, digunakan rumus korelasi Product Moment dari Pearson,
dengan hasil xy r = 0,730 dengan p=0000 taraf signifikansi <0,050 dan r tabel sebesar
0,195 yang berarti bahwa hipotesis dalam penelitan ini semakin tinggi Pemberian
Motivasi Belajar guru BK maka semakin tinggi pula Prestasi belajar siswa. Serta
dari penelitian ini di dapat koefisien determinasinya sebesar sebesar r 2 = 0,730 2 =
0,533 yang artinya ada sumbangan efektif 53,3% variabel Pemberian Motivasi
Guru BK dengan semua aspek yang terkandung didalamnya terhadap Prestasi
belajar siswa

Hubungan Kecerdasan Emosi Dengan Motivasi Berprestasi Mahasiswa Fakultas Psikologi UIN ______________. 179


Mahasiswa fakultas psikologi sebagai elemen terkecil UIN ______________
diharapkan menjadi “intelek profesional yang ulama’, dan ulama’ yang intelek
profesional” dan berprestasi dalam segala bidang, seperti yang menjadi cita-cita
universitas. Untuk bisa memenuhi harapan tersebut mahasiswa harus memiliki
motivasi berprestasi yang tinggi. Penulis memperkirakan bahwa kecerdasan emosi
menjadi faktor penting terbentuknya motivasi berprestasi dalam diri setiap
individu. Kecerdasan emosi adalah kecakapan emosional yang meliputi
kemampuan mengidentifikasi emosi diri sendiri dan orang lain, mengelola dan
mengendalikan emosi diri, memotivasi diri, dan membina hubungan baik dengan
orang lain. Dan motivasi berprestasi adalah proses yang menggerakkan,
mengarahkan, dan menjaga individu melakukan sesuatu sebaik mungkin, untuk
mencapai suatu tujuan tertentu.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kecerdasan emosi dan
motivasi berprestasi mahasiswa fakultas psikologi UIN ______________, serta hubungan di
antara keduanya.
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah kecerdasan
emosi, dan yang menjadi variabel terikat adalah motivasi berprestasi. Populasi
penelitian ini adalah seluruh mahasiswa aktif fakultas psikologi UIN ______________
dengan sampel penelitian berjumlah 60 orang. Instrumen yang digunakan adalah
angket dengan skala likert. Pengujian validitas menggunakan product moment,
dan reliabilitas menggunakan alpha Cronbarch.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa memiliki
kecerdasan emosi dan motivasi berprestasi menengah (sedang). Dan korelasi dua
variabel r xy = 0,847 yang berarti terdapat hubungan yang positif antara kecedasan
emosi dan motivasi berprestasi.

Hubungan Lingkungan Kerja Dengan Kepuasan Kerja Karyawan Di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota ___________________ 178


Era globalisasi merupakan fenomena baru akibat perkembangan dan
peningkatan dibidang ekonomi, sementara itu banyak terjadi perubahan-perubahan
didunia ekonomi dan bisnis sebagai akibat dari era glabalisasi. Persaingan dan
kemajuan organisasi dan industri yang pesat tidak bisa terlepas dari peran sumber
daya manusia, sebab sumber daya manusia merupkan salah satu komponen penting
dalam organisasi dan industri selain sumber daya lainnya. Maka karyawan adalah
kekayaan yang paling penting, karena mereka sebagai perencana, pelaksana, dan
control atau pengendali dalam organisasi dan industri. Dalam menjalankan tugas
yang diberikan kepadanya karyawan bekerja dalam lingkungan kerja yang berbedbeda
dan karyawan tidak terlepas dari pikiran, perasaan, dan keinginan yang baik
langsung atau tidak langsung akan mempengaruhi motivasi, kepuasan, dan kinerja
karyawan itu sendiri.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara
lingkungan kerja dengan kepuasan kerja karyawan di PDAM Kota ___________________. Jumlah
sample dalam penelitian ini 37 responden , angket sebagai salah satu alat untuk
mengumpulkan data baik pada variable lingkungan kerja maupun kepuasan kerja
karyawan. Untuk mengetahui korelasi diantara kedua variable maka data yang
diperoleh diolah menggunakan komputasi dengan uji Product Moment Colrelation
dari Pearson, sedangkan untuk validitas dan reliabilitas dianalisa dengan
menggunakan rumus Alpha Cronbach. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
lingkungan kerja memiliki korelasi yang signifikan dengan kepuasan kerja
karyawan.
Berdasaarkan analisa data maka didapat hasil sebagai berikut: 56,76 %
karyawan mengaku bahwa lingkungan kerjanya sangat kondusif, 21,62 %
menyatakan lingkungan kerjanya kondusif, dan 21,62 % menyatakan bahwa
lingkungan kerja yang ada kurang kondusif. Sedangkan untuk kepuasan kerja
didapat hasil 43,24 % karyawan memiliki kepuasan kerja yang sangat tinggi, 21,62
% karyawan memiliki tingkat kepuasan kerja dalam kategori sedan, dan 35,14 %
karyawan memliki tingkat kepuasan kerja yang rendah. Untuk korelasi terdapat
hubungan positif yang signifikan antara lingkungan kerja dengan kepuasan kerja
karyawandengan nilai rxy: 0,795 pada taraf signifikasi 5 %.

Strategi Penanggulangan Kenakalan Siswa (Studi Kasus Di SMAN 02 Batu) 177


Remaja adalah usia dimana individu berinteraksi dengan masyarakat
dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa di bawah ikatan orang-orang yang
lebih tua melainkan dalam tingkatan yang sama sekurang-kurangnya dalam
masalah hak. Bentuk-bentuk kenakalan remaja yang terjadi pada remaja seperti,
tawuran antar sekolah, berjudi di lingkungan sekolah, membawa dan merokok di
lingkungan sekolah, membawa/mengkonsumsi miras, Membawa/mengedarkan
obat terlarang, merusak sarana dan prasarana sekolah, mencuri, menyalahgunakan
uang BP3 dan SPP, masuk geng anak nakal dan lain-lain. Adapun hal tersebut
semu dapat dipengaruhi oleh faktor keluarga, sekolahan maupun masyarakat.. dan
juga sampai hari ini meskipun sudah banyak sekali usaha-usaha yang dilakukan
semua pihak untuk menaggulanginya, tetapi masih tetap atau bahkan bertambah
problematika remaja tersebut.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk
kenakalan yang dilakukan oleh siswa:di SMAN 02 Batu. Untuk memetakan
problem penanggulangan kenakalan siswa:di SMAN 02 Batu. Untuk menganalisis
faktor-faktor yang mempengaruhi kenakalan siswa:di SMAN 02 Batu. Untuk
menemukan strategi serta upaya penanggulangan kenakalan siswa:di SMAN 02
Batu.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, maksudnya
dalam penelitian kualitatif data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka,
melainkan data tersebut berasal dari wawancara, catatan lapangan, dokumen
pribadi, catatan memo, dan dokumen resmi lainnya. Dalam penelitian ini Kepala
Sekolah, Waka Kurikulum, Guru BK dan orang tua siswa SMAN 02 Batu yang
bersangkutan adalah sebagai responden dalam pengumpulan data, dengan teknik
observasi partisipan dan metode interview bebas terpimpin. Selanjutnya untuk
teknik analisa datanya menggunakan reduksi data, sajian data, penarikan
kesimpulan atau verifikasi. Pelaksanaan teknik pemeriksaan ada empat teknik
yang digunakan adalah kriteria derajat kepercayaan, keteralihan, kebergantungan
dan kriteria kepastian. Model analisis yang digunakan adalah model analisis
jalinan dan model analisis interaksi.
Hasil penelitian yang didapat adalah bentuk-bentuk kenakalan siswa di
SMAN 2 Batu meliputi kenakalan normatif (lokal) dan kenakalan berbentuk
pelanggaran hukum. Kenakalan siswa yang bersifat normatif. Sedangkan
kenakalan yang berbentuk pelanggaran hukum meliputi pemakaian narkoba, sek
bebas dan perkelahian antar pelajar. Implikasi dari adanya bentuk-bentuk
kenakalan siswa diatas adalah persepsi negatif dari masyarakat sekitar dan
perasaan bebas (tidak terkontrol) dari siswa SMAN 2 Batu. Problematika
penanganan kenakalan remaja di SMAN 2 Batu adalah kurangnya profesionalitas
para pendidik di SMAN 2 Batu. Faktor lingkungan merupakan faktor yang
dominan dalam mempengaruhi munculnya kenakalan siswa. Lingkungan tersebut
meliputi lingkungan sekolah dan lingkungan luar sekolah. Strategi penanganan