Jumat, 18 Mei 2012

Efektivitas Terapi Wicara Pada Anak Autis Dengan Gangguan Perkembanagan Bahasa Di Pusat Terapi Anak Dengan Kebutuhan Khusus A

Gangguan bahasa merupakan salah satu jenis kelainan atau gangguan
dalam komunikasi dengan indikasi seseorang mengalami kesulitan atau gangguan
dalam proses simbolis. Kesulitan atau gangguan simbolis mengakibatkan
seseorang tidak mampu mengubah konsep pengertian menjadi simbol-simbol atau
lambang-lambang yang dapat dimengerti oleh orang lain.
Terapi wicara adalah (speech therapy): adalah pengobatan atau
penyembuhan hal-hal yang ada kekurangan atau kesalahan yang berhubungan
dengan pengekspresian ide-ide atau fikiran, mengucapkan bunyi atau suara yang
mempunyai arti sebagai hasil penglihatan, pendengaran, pengalaman melalui
gerakan-gerakan mulut, bibir serta organ bicara lain yang merupakan obyek
belajar serta menarik perhatian.
Tujuan yang hendak dicapai dalam terapi wicara (speech therapy): agar
supaya anak dapat diajak bicara, dapat mengembangkan kemampuan bicara/
bahasanya secara baik sesuai dengan norma bahasanya yang berada dalam
lingkungannya, serta dapat diterima oleh masyarakat. Demikian juga supaya anak
dapat mengexpresikan perasaan serta kemauannya secara baik, dapat
berkomunikasi dengan lingkungannya, baik secara lisan maupun secara tertulis.
Penelitian ini dilakukan di Pusat Terapi Anak Dengan Kebutuhan Khusus A
plus Jl. ___________________ No. 02 ______________.
Untuk mengetahui bagaimana efektivitas terapi wicara untuk
mengembangkan kemampuan berbahasa anak penyandang Autis. Bahasa disini
mengenai sejauh mana anak bisa berkomunikasi dengan bahasa yang baik dan
jelas dengan lingkungan. Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah: Alat pengukuran perkembangan berbahasa yang didukung oleh observasi
terhadap subjek berkaitan komunikasi subjek dan kuesioner yang ditujukan pada
orang tua subjek.
Penelitian yang telah dilakukan, dapat dihasilkan bahwa perkembangan berbahasa
pada penyandang autisme dengan kemampuan verbal mengalami perkembangan
setelah diberikan terapi wicara. Subjek yang semula kurang ekspresif, reaksinya
lambat, kurang komunikatif, kurang bisa melakukan kontak mata saat berbicara,
kurang bisa mengulang kata-kata yang diucapkan orang lain, kurang bisa
mengenali nama-nama benda disekitarnya setelah diberikan terapi wicara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar