Senin, 21 Mei 2012

Pola Mengingat Pada Tunanetra Penghafal Al-Qur'an (Study Kasus Pada Seorang Tunanetra Penghafal Al-Qur’an di Desa


Pola mengingat merupakan salah satu metode dalam pembelajaran,
dimana seorang yang hafal al-Qur'an mempunyai cara yang berbeda-beda dalam
pola mengingat pada saat menghafalkan al-Qur'an. Terutama dalam tahap
encoding (memasukkan informasi), storage (penyimpanan), retrieval (mengingat
kembali). Adapun dalam hal ini peneliti menemukan seorang tunanetra yang biasa
di panggil " Mbah Nur ", yang mampu menghafalkan al-Qur'an hingga sempurna
30 juz. Yang mana, seorang tunanetra ini kemungkinan mempunyai cara yang
berbeda dari penghafal al-Qur'an yang lain pada tahap encoding, storage, dan
retrieval, dalam pola mengingat pada saat menghafalkan ayat-ayat al-Qur'an.
Melihat wacana yang ada maka peneliti tertarik untuk mengadakan
penelitian tentang “Pola Mengingat Pada Tunanetra Penghafal Al-Qur'an
(Study Kasus Pada Seorang Tunanetra Penghafal Al-Qur’an di Desa
Ngadirejo Kec. Pogalan Kab. Trenggalek )”.
Adapun Rumusan Masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana
pola mengingat pada tuna netra penghafal al-Qur’an. Dan tujuan dari penelitian
ini untuk mengetahui dan menjelaskan pola mengingat pada tunanetra penghafal
al-Qur'an. Bahasan yang diangkat adalah tahap encoding, storage, retrieval serta
alat bantu daya ingat dalam pola mengingat pada tunanetra penghafal al-Qur'an.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualiatif dengan jenis
penelitian studi kasus dan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
observasi, interview, dan dokumentasi.
Berdasarkan data kualitaif tersebut, maka penulis dapat mengambil
kesimpulan: (1) tahap encoding, yaitu dengan mendengarkan ayat per-ayat yang
telah di bacakan oleh gurunya, dengan mencermati hukum-hukum tajwid per
kalimat yang setiap kali dibacakan, dengan penuh kesabaran dan perhatian, (2)
tahap storage, yaitu ayat-ayat al-Qur'an yang didengar lewat media yang
dibacakan langsung dari ustadznya per-ayat demi ayat tersebut diulang mulai dari
3 kali sampai 10 kali untuk mencapai daya ingat yang kuat dan hafal hingga satu
halaman (shofhah), dalam waktu yang kurang lebih 2 jam.(3) tahap retrieval yaitu
mengulangi semua ayat-ayat al-Qur'an yang sudah di dapat (dihafalkan) lewat
media pendengaran dari gurunya tersebut dengan membiasakan (mengistiqomahkan)
mengulangi (muroja'ah) hafalannya pada waktu pagi dan sore hari
atau setelah sholat lima waktu dalam setiap harinya. Semisal hafalannya sudah
dapat 6 juz, mbah Nur memuroja'ah (mengulang kembali) setiap hari 5 juz secara
acak, dengan rincian pagi setelah sholat shubuh 3 juz dan sore setelah sholat asyar
2 juz. Untuk saat ini karena adanya kesibukan keluarga, mengajar santri di
rumahnya pada sore hari dan setelah maghrib serta seringnya ada undangan
khotmil Qur'an maka 5 juz per-harinya terkadang dibagi dalam lima waktu,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar