Jumat, 18 Mei 2012

Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Kemampuan Berbahasa Pada Anak Autis Di Pusat Terapi Terpadu A

Dalam Pedoman Penggolongan dan Gangguan Jiwa (PPDGJ) edisi ke III, autisme digolongkan dalam gangguan perkembangan pervasif dengan kode F.84. Gangguan perkembangan pervasif adalah gangguan yang ditandai dengan kelainan kualitatif dalam interaksi sosial yang timbal balik dan dalam pola komunikasi, serta minat dan aktivitas terbatas, stereotipik, berulang yang menunjukkan gambaran yang pervasif dari fungsi-fungsi individu dalam semua situasi dengan derajat keparahan yang berbeda-beda.
Saat ini terapi musik menjadi sebuah pilihan untuk menstimulasi anak- anak penyandang autisme dan bisa dikatakan aktivitas musik mempunyai andil dalam kesuksesan ini, kontribusinya sangat bernilai dalam usaha mengatasi autisme ini. Namun di Indonesia sendiri belum ada data riil yang melaporkan tentang efetivitas penggunaan terapi musik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terapi musik efektif dalam mengoptimalkan kemampuan berbahasa pada anak autis”.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen kasus tunggal (Single Case Exsperimental Design) dengan desain A-B-A yaitu A fase pengukuran dan B fase perlakuan. Subjek penelitian adalah anak-anak penyandang autisme dengan kemampuan verbal. Penelitian ini dilaksanakan di Yayasan Restu Bunda Terapi Terpadu A-Plus di Jalan Imam Bonjol Batu. Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan cara observasi, pengukuran kemampuan berbahasa, dan kuisioner. Analisis data menggunakan analisis grafik yang menyajikan hasil deskriptif dan dilengkapi dengan uji regresi teknik uji-t (t-test).
Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan, bahwa kemampuan berbahasa keempat subjek penelitian mengalami peningkatan setelah diberi terapi musik. Subjek yang semula kurang ekspresif, reaksi lambat, kurang komunikatif, kurang bisa melakukan kontak mata dengan baik saat berbicara, kurang bisa mengulang kata-kata yang diucapkan orang lain, kurang bisa mengenali nama-nama benda disekitarnya. Setelah, diberikan terapi musik, subjek mengalami peningkatan dalam hal tersebut. Dalam artian subjek lebih komunikatif, reaksi cepat, lebih komunikatif, dapat mengulang kata-kata yang diucapkan oleh orang lain, mampu melakukan kontak mata dan lebih mengenal nama-nama benda yang ada disekitarnya dengan benar. Demikian juga, setelah dilakukan analisis regresi uji-t (t-test) pada progam SPSS 12.0 for windows, untuk masing-masing perlakuan (pre-test dan post-test). Didapatkan thitung sebesar 13,032 dengan signifikansi t sebesar 0,000. Karena thitung lebih besar ttabel (13,032 > 1,993) atau signifikansi t lebih besar dari 5% (0,000 < 0,05), maka secara parsial pre-test berpengaruh signifikan terhadap post-test atau mengalami kenaikan setelah dilakukan perlakuan terapi dengan musik klasik. Dengan kata lain, terapi musik klasik efektif dalam mengoptimalkan kemampuan berbahasa pada anak autis di pusat terapi terpadu A plus di

Tidak ada komentar:

Posting Komentar