Senin, 21 Mei 2012

Kemampuan Interaksi Sosial Siswa Autisma Dalam Lingkungan Sekolah Formal Di SDN

Setiap manusia pada dasarnya merupakan mahluk sosial, yaitu mahluk
yang tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Mereka memerlukan
interaksi untuk melakukan hubungan sosial dengan orang lain. Interaksi ini terjadi
antara individu dengan individu yang lain, dan membutuhkan penerimaan akan
lingkungan tersebut. Rasa diterima kehadirannya oleh semua pihak akan
menimbulkan rasa aman pada diri individu. Rasa aman ini akan memberi mereka
dukungan dan perhatian dari orang lain. Penerimaan ini merupakan motivasi yang
baik untuk membuat individu terus berusaha untuk berinteraksi dengan
lingkunganya. Adapun Dalam perkembangan seorang anak terdapat istilah anak
yang memiliki kebutuhan khusus. Anak dengan gangguan perkembangan sejak
lahir dikenal dengan autisma, yaitu gangguan perkembangan pervasive, yang
mana gangguan ini menyebabkan anak mengalami kelainan dalam sosial, bahasa
dan kecerdasan. Adapun dalam SDN sumbersari terdapat anak dengan gangguan
autisma yang telah dapat mengembangkan kemampuan interaksinya hal ini dapat
dilihat dari bagaimana anak dapat merasakan orang lain misalnya menangkap
perintah, bermain dengan teman, menirukan apa yang dikatakan guru dan
temanya. Sekolah umum akan menberikan pengaruh yang besar bagi
prerkembangan kemampuan interaksi sosial anak dengan gangguan
perkembangan seperti autisma. Dengan bersekolah atau bersosialisasi bersama
orang-orang yang normal, anak autisma dapat mengembangkan tingkat sosialisasi
dan sedikit berinteraksi walaupun dengan pasif mereka dapat meningkatkan
sosialisasi yang selama ini tidak berkembang dengan baik.
Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui dan memahami bagaimana
kemampuan interaksi sosial siswa autisma dalam sekolah formal di SDN I
Sumbersari ______________, Yang mana sekolah ini merupakan sekolah inklusi yang
menerima anak dengan berkebutuhan khusus.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif karena
penalitian ini menjelaskan keadaan atau fenomena di lapangan yang dikumpulkan
melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Sampel dalam penelitian ini
berjumlah 3 orang subyek. Dari data yang dikumpulkan dianalisa dengan
menggunakan teknik analisa deskriptif, yaitu berusaha memaparkan hasil
penelitian sebagaimana adanya sesuai dengan data yang dikumpulkan dan
dilanjutkan dengan menarik kesimpulan dengan membandingkan keadaan
lapangan dengan satandar buku yang mangacu pada teori yang ada.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan interaksi sosial siswa
autisma dalam lingkungan sekolah formal cukup baik mereka mampu
mengimitasi prilaku teman bermainya, melakukan komunikasi dua arah,
mematuhi perintah guru tanpa membantah, mampu menyapa orang lain baik itu
yang dikenalnya ataupun tidak dan dapat menyebutkan nama teman sekelasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar