Sabtu, 03 Desember 2011

PENERIMAAN DIRI ANAK JALANAN YANG MENYALAHGUNAKAN ZAT ADIKTIF LEM AIBON (Studi Kasus pada Anak Jalanan di Bandung) 0607984


PENERIMAAN DIRI ANAK JALANAN YANG MENYALAHGUNAKAN ZAT ADIKTIF LEM AIBON (Studi Kasus pada Anak Jalanan di Bandung) 0607984


Setiap tahunnya jumlah anak jalanan yang berada di kota Bandung meningkat. Pekerjaan yang mereka lakukan tiap harinya beraneka ragam, baik itu sebagai pengamen, pemulung, peminta-minta, dan penjual asongan. Kehidupan yang sangat bebas pada anak jalanan, membuat anak jalanan bertindak semaunya sehingga menimbulkan asumsi di masyarakat bahwa anak jalanan adalah anak-anak nakal yang suka mabuk-mabukkan, dan bertindak kriminil. Meskipun anggapan tersebut telah melekat pada anak jalanan namun tidak semua anak jalanan memiliki perilaku seperti itu. Dari semua permasalahan yang ada pada anak jalanan maka peneliti memfokuskan penelitian pada penerimaan diri dan penyalahgunaan zat adikitf  berupa lem aibon pada tiga subjek anak jalanan. Penerimaan diri adalah sejauh mana seseorang yang menerima karakteristik personal guna untuk menjalani kelangsungan hidupnya. Dalam penelitian ini teori penerimaan diri yang digunakan adalah teori Jersild. Dari penelitian yang dilakukan, didapatlah hasil bahwa tiga subjek penelitian memiliki penerimaan diri yang berbeda-beda. Subjek pertama S memiliki penerimaan diri yang cenderung negatif, subjek kedua Y memiliki penerimaan diri yang negatif, dan subjek ketiga yaitu R memiliki penerimaan diri yang positif. Sedangkan untuk penyalahgunaan zat berupa lem aibon ditemukan bahwa S memiliki penyalahgunaan zat adiktif berupa penyalahgunaan zat secara eksperimental. Pada Y dan R jenis penyalahgunaan zat adiktif berupa penyalahgunaan zat berupa situasional. Penyebab dari penyalahgunaan zat lem aibon ini sendiri beraneka ragam, namun penyebab utamanya yaitu keluarga dan teman-teman di lingkungan mereka. DOWNLOAD FILE LENGKAPNYA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar